Monday, 25 August 2014

Ketentuan Roll pada Pipa HDPE

Mesin Sambung SHD 250

Meski memiliki karakter lentur, tapi tak semua jenis pipa HDPE dapat di roll. Berikut beberapa alasan, mengapa jenis pipa ini dalam diameter tertentu tersedia dalam bentuk batangan bukan roll 50 atau 100 meteran.

Bukan hal baru lagi, pipa HDPE meski berbahan dasar dari plastik, tapi memiliki tingkat kelenturan yang lebih baik. Ini sebabnya, jenis pipa ini dapat dijumpai dalam bentuk roll selain dalam bentuk batangan 6 meter / batang.

Namun tak semua jenis pipa HDPE tersedia dalam bentuk roll, karena satu dan beberapa alasan. Untuk jenis Wavin Black misalnya, produk PE-100 ini tersedia dari ukuran ½” sampai 24” berikut variasi tekanan 6,3 bar sampai 16 bar.

Untuk produk roll, biasanya ukuran kecil lebih mungkin tersedia. Karena untuk alasan keringkasan saat dibawa dan sebagainya. Produk wavin Black dalam bentuk Roll tersedia dalam ukuran ½” sampai 4”.

Hanya saja untuk ukuran 3” dan 4” tak semua produk tersedia dalam bentuk roll. Karena untuk produk bertekanan PN-10 ke atas, pipa ini baru bisa di Roll (50 atau 100 meter per roll). Untuk jenis pipa bertekanan sama dengan atau dibawah 8 bar, tidak tersedia dalam bentuk roll. Hal ini dikarenakan tebal pipa yang terlalu tipis, membuat proses rolling dapat meningkatkan risiko kerusakkan pipa.


Selain itu, untuk kebutuhan pengangkutan jarak jauh, untuk pipa ukuran 3-4” ber tekanan diatas 10 bar sebaiknya dipilih dalam bentuk batangan. Ini karena dalam bentuk roll, ukuran pipa akan sangat besar. Dan hal ini biasanya akan berpengaruh pada mahalnya biaya angkut (menggunakan kapal).

Tuesday, 8 April 2014

Pipa HDPE Meledak, Bisa Jadi Karena Water Hammer



Banyak kasus kerusakan pipa terjadi karena faktor kesalahan instalasi. Dalam hal ini, kesalahan pemasangan dan perhitungan dapat memunculkan beragam masalah, seperti kasus Water Hammer. Munculnya Water Hammer sering berdampak pada meledaknya pipa, salah satunya ancaman bagi pipa sekuat Pipa HDPE.
Bagi kita yang sudah terbiasa dengan instalasi pipa, istilah Water Hammer mungkin sudah bukan hal yang baru lagi di telinga. Fenomena ini sering terjadi karena aliran didalam pipa berhenti mendadak karena valve yang ditutup dengan cepat dan sebagainya. Selain itu, tingkat kemiringan instalasi pipa sering disinyalir penyebab munculnya hal ini.
Pada dasanya hampir semua jenis pipa berpeluang mengalami masalah yang satu ini. Tak hanya jenis pipa plastik, jenis pipa HDPE bahkan Besi juga berpeluang besar mengalami hal ini jika instalasi dan perhitungannya dilakukan dengan salah.
Dalam banyak kasus, Water Hammer terjadi saat pipa dipasang dengan tingkat kemiringan tertentu. Aliran air yang berjalan dan turun dengan deras (terlebih dengan dorongan dari pompa kompresor), akan terdorong dengan kekuatan maksimal. Tekanan pada saluran ini akan menjadi berlipat-lipat, dan dampaknya, pipa tak akan kuat menahan, akhirnya pecah.
Umumnya masalah Water Hammer tak terjadi di semua bagian pipa. Karena biasanya hal ini terpusat pada bagian tertentu. Biasanya bagian bawah pipa (Turunan), atau kawasan didekat valve atau penyumbat akhir pipa.
Dan masalah ini paling sering terjadi karena proses penyumbatan air yang terlalu cepat. Untuk itu, buka tutup pipa sebaiknya dilakukan dengan cara lembut dan pelan.
Beberapa jenis kerusakan yang diakibatkan Water Hammer bisa bervariasi. Mulai dari pipa meledak, melembung sampai pipa penyok karena tekanan negatif. Dan otomatis, saat ini terjadi masa penggunaan pipa akan terjadi sangat pendek dari masa perkiraan.

Untuk mengatasi masalah Water Hammer, biasanya banyak orang menyiasati dengan penggunaan pipa sama namun dengan spesifikasi berbeda. Seperti, saat menggunakan pipa HDPE, bagian yang berisiko mengalami Water Hammer diberi bagian pipa dengan PN (Pressure Nominal) Lebih tinggi.
Meski cara ini dapat berhasil, tapi dibutuhkan sebuah perhitungan dan proses instalasi yang tepat agar pipa terhindar dari masalah Water Hammer.

Tuesday, 1 April 2014

Tak Ingin Berisik, Pakai Pipa Astolan



Banyak pipa dengan kelebihan namun memiliki kekurangan masing-masing. Dan hal ini telah dijelaskan dalam beberapa artikel dan penjelasan produk pipa dari berbagai produsen pipa, baik produk konvensional maupun jenis pipa baru, seperti pipa HDPE, Pipa Astolan atau pipa PVC-O.
Banyak hal bisa Anda harapkan dari instalasi pipa yang sesuai. Salah satunya mungkin faktor kenyamanan. Hal ini sering berlaku di instalasi rumah tangga dan yang utama di bisnis perhotelan atau restoran.

Karena meski memiliki karakter yang baik, tapi tak jarang pipa didesain dengan karakter yang hanya baik di bagian kualitas material. Sehingga dalam penerapan, gemercik air atau limbah yang dialirkan sering menjadi masalah tersendiri. Tak hanya bocor, hal paling mengganggu lainnya adalah bunyi yang mungkin mengusik telinga.

Dalam hal kenyamanan, pada dasarnya sampai sekarang tak banyak pipa yang diproduksi dengan fungsi meredam bunyi gemericik air didalamnya. Sedikit diantaranya adalah jenis pipa Astolan, salah satunya produk Wavin AS yang dapat kita jumpai di pasaran.

Pada dasarnya jenis pipa ini didesain dengan karakter yang kokoh. Baik digunakan untuk saluran air sampai buangan, pipa ini sangat cocok untuk kebutuhan saluran di bisnis perhotelan. Karena karakternya yang selain kuat, juga dapat meredam bising.

Dalam produksinya, jenis pipa Astolan, seperti Wavin As sering didesain dengan bahan berlapis. Diantaranya satu bahan anti karat (dibagian dalam), satu bahan peredam anti bising, dan material plastik. Membuat selain tak bising, jenis pipa ini juga dikenal memiliki tingkat keretakan sangat rendah, dan yang pasti anti karat.

Dalam hal kebisingan, tingkat kebisingan pipa Astolan bisa mereduce tingkat kebisingan hingga lebih dari 60%. Yang artinya, dengan pipa ini, tak adalagi gangguan air menetes di tembok-tembok rumah dan sebagainya.

Beberapa pipa sengaja diproduksi dengan bahan khusus, sehingga dalam penerapannya untuk instalasi saluran air atau limbah didapatkan hasil yang diinginkan. Lebih jauh tentang kebutuhan dan jenis pipa, berikut kami sampaikan karakter pipa yang lain (Bersambung).

Klik Untuk sambungan

Tuesday, 18 March 2014

Memanfaatkan Pipa HDPE Sebagai Main Line


Kuat sesuai dengan standar air minum dan pengaplikasiaanya dapat diterapkan di berbagai medan. Demikian keuntungan yang bisa didapat dari penggunaan jenis pipa HDPE. Tak heran, jenis pipa ini sering digunakan sebagai Main Line atau saluran utama air bersih, dan saluran air secara umum.

Karena karakter yang istimewa kebutuhan penyaluran air sangat mungkin dilakukan dengan menggunakan jenis pipa High-density polyethylene, atau biasa disebut HDPE Pipe, kenapa ? Secara umum jenis pipa ini memiliki tingkat kekuatan yang optimal. Sehingga setara jenis pipa besi. Hanya saja jenis ini memiliki keuntungan, yakni lebih fleksibel, lentur dan yang pasti tidak bisa berkarat.

Dalam hal karat, kelemahan ini sering muncul pada jenis pipa besi. Dimana meski kuat diawal, karena masalah ini penggunaannya untuk saluran air bersih, terlebih minum menjadi sedikit diragukan. Tak hanya itu, masalah karat juga membuat masa penggunaan jenis pipa besi lebih singkat, karena harus diganti dengan material baru dalam kurun waktu tertentu.

Kekurangan ini seakan terjawab dalam produk pipa HDPE. Terproduksi dengan bahan thermo plastik, jenis pipa ini memiliki kelebihan yang bahkan dimiliki oleh pipa besi, sebagai jenis pipa paling kuat yang pernah digunakan.

Penggunaan pipa HDPE dalam hal kesehatan pun bisa dipertanggung jawabkan. Hal ini dikarenakan, jenis pipa ini tidak mudah bereaksi dengan bahan lain, seperti air dan cairan lain pada umumnya. Sehingga apa yang dialirkan sepanjang dalam pipa tidak terdapat material lain, dapat diantarkan dengan aman dari awal hingga akhir. Sehingga tingga polutan material bisa ditekan sampai angka nol.

Sehingga aplikasi jenis pipa ini sempat juga direkomendasikan oleh UNICEF untuk digunakan sebagai saluran air minum di daerah dengan debit air rendah. Salah satunya di Indonesia. Kawasan timur Indonesia yang terkenal kering, dalam hal saluran air bersih sangat cocok menggunakan jenis pipa ini. Dimana air dari sungai dapat dengan mudah dialirkan dengan jenis pipa ini yang dimanfaatkan sebagai pipa induk, atau main line.

Sementara untuk proses penyaluran ke rumah-rumah, bisa digunakan jenis pipa lain yang sifatnya lebih sederhana, seperti pipa PVC atau jenis pipa PPR untuk keperluan saluran air panas atau dingin bertekanan.
Saat ini banyak produk yang bisa kita jumpai di pasaran dengan harga bervariasi. Mulai dari yang murah sampai yang mahal dengan spesifikasi dan brand yang berbeda satu dengan yang lain. Salah satunya jenis pipa HDPE Wavin, selain sudah teruji aman untuk kebutuhan saluran air bersih, produk bersertifikat internasional ini juga kerap digunakan untuk berbagai proyek, baik untuk kebutuhan kemanusiaan, komersial sampai pertambangan.

Sunday, 19 January 2014

Beberapa Kesalah Dalam Menyambung Pipa HDPE



Pipa HDPE

Pada dasarnya, mendeteksi kesalahan sistem penyambungan pipa dengan Welding Machine bisa dilakukan dengan cara sangat sederhana. Dalam hal ini dengan melihat bentuk sambungan. Karena hal ini mengindikasikan, kesalahan dapat dideteksi darimana. 

Sebelum lebi jauh tentang kesalahan penyambungan dengan welding machine, ada baiknya kita mengenal jenis sambungan pipa yang baik dan dilakukan dengan teknik yang benar. Dalam hal ini lama pemanasan yang tepat, tekanan yang baik dan presisi pipa yang terpasang dengan sempurna.

Sambungan pipa yang baik pada dasarnya dapat dilihat dari struktur luar (bagian sambungan). Dalam hal ini sambungan yang terjadi biasanya menyisakan gundukan yang diameternya jelas lebih besar dari pipa. Bagian ini jika tersambung dengan benar akan memiliki bentuk ¾ lingkaran. Dengan garis tips diantara sambungan yang sekilas tak terlihat.

Jenis sambungan ini biasanya terbentuk karena sistem pemanasan yang cukup, presisi yang baik dan tingkat tekanan yang cukup. Hasilnya persenyawaan terjadi dengan sempurna, dan tak ada sekat di bagian dalam sambungan jika kita menelaah lebih jauh (Biasanya bagian ini dapat dilihat setelah membelah bagian sambungan pipa).

Lalu apa yang terjadi jika teknik sambungan tidak dilakukan dengan benar? Berikut yang terjadi pada karakter sambungan secara umum :

Tekanan berlebih,
Kendala pertama dalam proses penyambungan pipa adalah tekanan yang berlebih saat menyatukan pipa satu (Atau dengan fitting) dengan yang lain. Dampaknya ujung sambungan pipa akan terlihat menciut di bagian tengah. Dimana hal ini dikarakan sistem dorongan yang terlalu kuat membuat bentuk sambungan cekung terlihat pada bagian samping dan atas.
Dengan karakter seperti ini, sambungan pipa umumnya tak merekat dengan sempurna, meski dengan sistem persenyawaan dan estimasi waktu pemanasan yang tepat. Dampaknya, sambungan akan mudah rusak dan jebol saat digunakan (Terlebih dengan menggunakan tekanan dengan kompresor).

Tekanan yang kurang,
Bertolak belakang dengan teknik bertekanan lebih, jika tekanan kurang akan membuat sambungan pipa tidak merekat (Satu dengan yang lain), kurang sempurna. Dampaknya tentu saja akan membuat bagian in imudah putus, rusak dan tak kuat meski hanya digunakan beberap saat.

Jika dilihat struktur sambungannya, kesalahan teknik sambungan ini pada dasarnya memiliki bentuk membulat, dengan tidak terlihat sekat sedikitpun di bagian sambungan. Karena tersambung kurang maksimal, sambungan jenis ini biasanya tak menempel dengan karakter sempurna.

Sistem pemanasan yang kurang,
Tak selalu kesalahan teknik penyambungan berawal dari kurang atau kelebihan tekanan. Karena hal ini bisa terjadi karena teknik pemanasan yang kurang. Atau terlalu lama dibiarkan setelah ujung pipa dipanaskan dengan plat. 

Umumnya kesalahan ini berdampak ujung pipa yang merekat kurang maksimal. Dengan karakter sambungan ujung pipa membulat, satu dengan yang lain, tanpa rekatan yang berarti. Dan hal ini biasanya meninggalkan garis sekat yang jelas terlihat di antara kedua sisi ujung pipa.

Perbedaan material pipa,
Apa jadinya jika semua teknik dilakukan dengan benar, tapi sembungan tidak berjalan sesuai harapan? Bisa jadi masalahnya terletak pada bahan baku pipa yang berbeda satu dengan yang lain. Karena meski jenis pipa HDPE (PE100) dan PPR dapat disambung dengan cara yang sama, keduanya tidak dapat disambung satu dengan yang lain. 

Hal ini yang membuat karakter sambungan terlihat berbeda bentuk satu dengan yang lain. Ini dikarenakan perbedaan material membuat waktu pemanasan yang biasanya dilakukan secara bersamaan tak mencapai titik temu. Sehingga meski satu sisi sudah leleh, sisi yang lain masih dianggap kurang. Saat disambung, persenyawaan pun tidak berjalan sesuai rencana.

Friday, 10 January 2014

Berapa Suhu yang tepat Untuk Instalasi Pipa HDPE ?

Pipa HDPE
Sumber : Agenpipahdpe.wordpres.com

Disadari atau tidak, suhu sering menjadi elemen terpenting dalam instalasi pipa HDPE. Meski tak mempengaruhi secara keseluruhan, faktor ini sering berdampak pada kualitas tekanan pipa. Jangan heran, jika meski telah sesuai memilih material pipa dengan nilai tekanan sama, dalam penggunaan jangka waktu tertentu, pipa jebol karena tekanan yang terlalu besar.

Dikutip dari katalog resmi produk Wavin seri “Wavin Black” menyebutkan, salah satu elemen terpenting dalam proses instalasi pipa adalah suhu, terutama dari jenis HDPE. Dalam grafiknya, pipa ini umumnya akan bereaksi secara signifkan dari perubahan suhu yang semakin meningkat. Dengan artian, kualitas tekanan pipa akan menurun seiring peningkatan suhu lingkungan sekitar.

Dalam informasi resmi Wavin, kualitas tekanan pipa pada produk pipa berbahan dasar polyethylene berdensitas tinggi. Karena pada dasarnya suhu ideal lingkungan sekitar untuk instalasi pipa jenis ini adalah kurang lebih sekitar 20°C.

Dalam rilisnya Wavin mengungkap, dalam suhu tersebut umumnya tekanan pada pipa bekerja secara maksimal. Artinya, jika pipa ber-PN16 maka pipa ini dapat digunakan secara optimal dengan tekanan 16 bar. Begitu pula untuk jenis tekanan yang lain, akan berlaku sama jika suhu lingkungan sekitar masih berkisar 20°C.

Lalu, apa jadinya jika suhu lingkungan di sekitar bergerak naik atau semakin panas? Hal tersebut jelas akan mengurangi kualitas karakter tekanan pipa. Dan hal ini berlaku secara kelipatan seiring peningkatan suhu.
Dalam tabel nya, suhu lingkungan 20°C membuat karakter tekanan pipa HDPE bekerja 100% sesuai dengan karakter PN-nya. Hanya saja, kenaikan hanya 5°C, akan membuat karakter tekanan pada pipa menurun, hingga menjadi 91%. Ini artinya, jika pipa memiliki tekanan 16 bar, jumlah tekanan yang bisa dialirkan adalah 14,56 bar dan sebagainya.

Lalu bagaimana dengan kenaikan suhu lain ? Pada suhu 30°C, penurunan tekanan pada pipa akan mencapat 82%. Sementara untuk suhu 35°C, penurunan kualitas pipa menjadi 73%, 40°C menjadi 63%, 45°C menjadi 55% dan sebagainya.

Dan secara umum, untuk jenis pipa berbahan dasar ini tidak disarankan digunakan di suhu lingkungan yang mencapai 60°C atau diatasnya. Dengan kondisi ini, bahan pipa cenderung mengalami penurunan kualitas. Dampaknya akan berpengaruh pada kualitas secara keseluruhan dan usia penggunaan.


Dalam kondisi dingin, pipa cenderung akan mengeras. Karena itu, dibawah suhu 20°C, biasanya pipa HDPE akan memiliki kualitas tekanan cenderup prima. Bahkan jika digunakan untuk tekanan sedikit diatas nominal PN yang tertera di produk.